Diospyros blancoi A.DC./ Bisbul

Diospyros blancoi A.DC./ Bisbul

Oleh : Hamdan AA

 


 

Tanaman bisbul (famili Ebenaceae) adalah salah satu tanaman penghasil buah yang potensial, tingginya dapat mencapai 30 m dengan diameter batang dapat mencapai 50-80 cm. Tanaman ini dilaporkan berasal dari Philipina kemudian menyebar ke negara-negara tropis lainnya, termasuk Indonesia. Sebaran alami di Indonesia dilaporkan terdapat di beberapa lokasi baik di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Nusa Tenggara dan sebagian menggap sebagai jenis asli setempat. Tanaman ini Dapat tumbuh di segala jenis tanah dengan ketinggian hingga ± 800 dpl dan tidak memerlukan perawatan khusus. Pembi-bitan dilakukan dengan menyemaikan bijinya.

 

Pemanfaatan :

  • Tanaman bisbul merupakan tanaman serbaguna baik sebagai tanaman perindang (tidak menggugurkan daun), kayunya berwarna coklat kemerahan hingga hitam, bertekstur halus, kuat dan keras yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan dengan nilai jual yang tinggi.

  • Buahnya yang unik umumnya berbentuk bulat dan berbulu halus dengan ukuran buah sebesar kepalan tangan orang dewasa yang berwarna merah kecoklatan apabila sudah matang serta berbau harum. Daging buahnya berwarna putih dan berbau harum, memiliki aroma seperti durian dan keju. Tekskur dagingnya lembut dan padat seperti mentega sehingga dikenal sebagai buah mentega, rasanya manis dan ada juga yg berasa sedikit sepat. Hasil analisis kandungan nutrisi buah menunjukkan sangat buah ini kaya akan serat, vitamin C, vitamin A, mineral dan fitonutrien yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh, dengan jumlah kalori mencapai 504 kalori/100 gram daging buah.

  • Ekstrak daunnya juga dilaporkan mengandung senyawa yang dapat menghambat perkembangan bakteri penyakit.

 

Diduga potensi tanaman ini terus menurun sehingga semakin jarang ditemukan sebagai tanaman pekarangan apalagi dalam bentuk tegakan yang lebih luas. Banyak dilaporkan bahwa jenis ini sekarang sudah langka dan hanya bisa ditemukan di daerah-daerah tertentu. Oleh karena itu upaya upaya-upaya pelestarian jenis ini sangat diperlukan melalui serangkaian kegiatan identifikasi keragaman genetik dan daerah populasi sebaran alami, koleksi materi genetik dan pengembangan iptek pembibitan. Upaya-upaya tersebut sangat diperlukan sebagai dasar untuk menentukan strategi pengembangan jenis ini pada masa yang akan datang.

 

Bahan Bacaan

Diospyros blancoi A.DC. http://www.hort.purdue.edu/newcrop/morton/mabolo.html Diakses tanggal 30 Maret 2011

Bisbul. wikipedia.org/wiki/ diakses tanggal 31 Maret 2011

Saleh, M., Mawardi, M., Edi, W. dan Hatmoko, D. t.t. Determinasi dan Morfologi Buah Eksotis Potensial di Lahan Rawa. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa Banjar Baru. balittra.litbang.deptan.go.id/ diakses tanggal 31 Maret 2011

CENDANA (Santalum album Linn.)

CENDANA (Santalum album Linn.)

Oleh : Suwandi, S.Hut

 

Cendana (Santalum album Linn.) merupakan salah satu komoditi Hasil Hutan bukan Kayu (HHBK) yang bernilai ekonomi tinggi, bahkan merupakan salah satu species dari genus Santalum yang terbaik didunia karena kandungan volume kayu teras dan kadar minyak cendana (santalol) yang tinggi pada beberapa decade yang lalu, produk dari kayu teras dan minyak cendana memberikan kontribusi yang besar bagi Penerimaan Asli Daerah (PAD) Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sebaran dan tempat tumbuh

Cendana (Santalum album Linn.) merupakan idegenous species yang tumbuh di Nusa Tenggara Timur (NTT), antara lain di Pulau Timor, P. Sumba, P.Alor, P.Solor, P.Antar, P.Flores, dan P.Roti. Selain di NTT, Cendana juga di jumpai di Gunungkidul, Imogiri, Bantul, dan Kulon Progo (DIY), Bondowoso (Jawa Timur), dan Sulawesi. Selain di Indonesia tanaman ini juga tumbuh di India bagian selatan dan Australia bagian utara dan barat.

Cendana dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 50-1200 m dpl, curah hujan 625-1625 mm/tahun (tipe iklim D-E menurut Schmidt dan Ferguson), temperature 10c-35c, tanah kaya zat besi. Kondisi tanah yang optimal adalah tanah sarang, baik dengan batuan induk kapur maupun vulkanik, warna tanah merah sampai coklat (Herawan, 2009)

Pustaka

Herawan, T. dan Wiyatmoko, AYPBC. 2009. Budidaya Tanaman Cendana (Santalum album Linn.)

 Departemen kehutanan BBPBPTH. Yogyakarta